Pages

Friday, February 14, 2014

Kisi-kisi UAS Strategi E-Business

Creating Value
Perusahaan harus menyediakan produk yang bernilai lebih besar daripada biaya produksinya. Ada hubungannya dengan hal-hal ini:
·         Manfaat yang didapat customer
Produk yang bermanfaat bagi customer pastilah produk yang mempunyai berbagai macam nilai +++ di mata customer atau yang melengkapi kebutuhan mereka. Seberapa besar mereka MAU membayar demi barang tersebut?

·         Biaya
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembuatan produk. Jangan udah keluarin biaya mahal, taunya hasil produknya biasa aja. Nilai sebuah produk harus lebih besar daripada pengeluarannya.

·         Pembuatan/penambahan nilai
1.       Nilai yang diberikan harus lebih besar daripada pengeluaran dan dari perusahaan pesaing.
2.       Pemberian nilai berdasarkan kesenangan masing-masing konsumen. Pasti kan keinginan orang beda-beda, bisalah disesuaikan sama masing-masingnya. Jadi perusahaan menyediakan beragam macam barang.
3.       Tempat. Jualan AC di daerah yang panas pasti lebih laku daripada di kutub utara.
4.       Waktu. Lihat tren sekarang, lagi nge-tren apa.

Capturing Value
Ada 2 macam:
·         Producer surplus
Merepresentasikan profit yang perusahaan dapatkan dari penjualan produknya.

·         Consumer surplus
Perbandingan antara seberapa besar customer rela membayar untuk sebuah produk dengan harga asli produk tersebut. Misalnya customer pengen Samsung Note 2. Dia tebak-tebak harganya mungkin sekitaran 10 juta. Biarpun harga segitu, dia tetep pengen beli. Eh pas dicek ternyata harganya  cuma 7 juta.

Menentukan mau ‘make-or-buy’ dalam e-business
Alasan untuk memilih ‘make’, atau membuat produk sendiri:
1.       Kuatnya hubungan antar aktivitas
Beberapa aktivitas harus dilakukan di dalam perusahaan sendiri, karena saling keterkaitannya tersebut.
2.       Kerahasiaan informasi
Alasan ini merupakan kenapa perusahaan lebih memilih mengerjakan produknya sendiri. Jika bekerjasama dengan perusahaan lain dalam pengerjaannya, takutnya perusahaan tersebut tau rahasia kesuksesan kita apa.
3.       Tingginya biaya transaksi
Bisa karena 2 faktor:
·         Jaman dulu, sebelum internet berkembang kaya sekarang, kalo perusahaan mau berpartner dia harus bikin sistem penghubung yang mahal gitu. Kaya EDI (electronic data interchange). Pengaplikasiannya mahal, jadi perusahaan mau ga mau harus berkomitmen sama satu sama lainnya.
·         Informasi mengenai partner perusahaan. Bisa aja kita ga terlalu tau gimana sejarah mereka. Bisa aja mereka udah nutupin kejelekannya, dan begitu kita udah berpartner sama dia, dia ngejebak kita. Dampaknya, kita bisa rugi banyak.
Alasan untuk memilih ‘buy’, atau membeli produk dari perusahaan lain:
1.       Tingginya economies of scale
Misalnya Dell. Dia bisa bikin microchip sendiri di perusahaannya, tapi kenapa dia milih untuk beli sama perusahaan lain aja? Soalnya kalo dia bikin sendiri, dia harus memproduksinya banyak banget dan malah bikin biaya buat ngeproduksinya lebih gede. Mending beli bae.
2.       Tingginya biaya modal
Kalo kita mau produksi barang, pasti kita butuh peralatan-peralatan buat produksi kan. Kadang, peralatan tersebut tuh mahal, ga efisien malah kita ga bisa neken harga barang kita nantinya. Kalo beli dari luar lebih murah, mending beli aja.
3.       Specialized know-how
Misalnya Amazon. Mereka ngirimin barangnya pake jasa yang emang udah punya nama. Kaya UPS, FedEx, dll. Kualitas udah terjamin.
4.       Efisiensi lebih tinggi dalam pasar
Supplier pasti udah ngerti gimana keadaan pasar, gimana dia bisa bikin barang berkualitas dan tetap bisa neken cost-nya. Kalo misalnya kita pengen buat sendiri, kita belom tentu bisa sefokus mereka ngamatin keadaan pasar. Belom tentu kekontrol juga proses pembuatannya. Beli aja deh.

Memilih struktur organisasi untuk aktivitas e-business
1.       Separate e-business organization
·         Bisa lebih fokus.
·         Lebih fleksibel dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat.
2.       Integrated e-business organization
·         Membuat brand yang terpercaya.
·         Informasi tersebar merata di seluruh penjuru perusahaan.
·         Promosi silang.
3.       Unbundling (pemisahan) the corporation over the internet
Intinya, perusahaan tuh harus move on dari cara tradisional mereka berbisnis. Aktivitas-aktivitas yang bisa dilakuin sama internet bisa ngurangin cost. Konsep ini punya 3 proses bisnis inti:
·         Product innovation
Kita harus tau customer masa kini pengennya produk kaya apa.
·         Customer relationship management
Berfokus pada bagaimana perusahaan menjaga hubungan baik dengan para customernya. Aktivitas-aktivitasnya terdiri dari pemasaran, penjualan, pelayanan. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan customer baru dan mempertahankan customer lama.
·         Infrastructure management
Lebih ke buat supportnya. Persediaan barang-barang untuk operasional perusahaan.

Maksudnya unbundling, perusahaan ga ngelakuin ketiga prosesnya sendiri. Ada yang dia outsource.
Klasifikasi e-marketplace B2B berdasarkan proses pembelian dan produk yang dibeli
e-marketplace: situs yang menghubungkan antara penjual dan pembeli. Tapi karena ini e-marketplace B2B, jadi antara perusahaan dengan partnernya (supplier) aja.

Berdasarkan produk yang dibeli:
1.       Operating input
Barang-barang ini disebut juga MRO (maintenance, repair, operation). Intinya, ini tuh barang-barang yang digunakan untuk operasional perusahaaan. Misalnya seperti komputer, dll.
2.       Manufacturing input
Barang-barang yang digunakan untuk proses produksi. Misalnya kita mau produksi motor, buat bikin motor butuh komponen apa aja?

Berdasarkan proses pembelian:
1.       Systematic sourcing
·      Kontrak jangka panjang antara perusahaan dan supplier. Supplier haruslah yang berkualifikasi.
·      Lebih baik memakai sistem ini ketika produk yang dibeli itu rumit, butuh spesifikasi yang jelas dan servis yang bagus.
2.       Spot sourcing
·      Barangnya dibutuhkan cepat dan harganya kalo bisa yang murah.
·      Sistem ini fokusnya pada harga, pembeli dan penjualnya sebisa mungkin pengen dapetin keuntungan paling besar.

B2B Internet Market
1.       MRO hubs
·      Kalo mau jual-beli dengan hubungan jangka panjang.
·      Untung barang-barang operasional.
2.       Catalogue hubs
·      Menyediakan barang-barang untuk proses produksi.
·      Memakai sistem Systematic Sourcing.
3.       Yield manager
·      Pembelian barang-barang untuk operasional perusahaan.
·      Memakai sistem Spot Sourcing.
4.       Exchanges
·      Penjualan komoditas secara tradisional, untuk digunakan di proses produksi.
·      Seperti baja dan tembaga.

Klasifikasi e-marketplace B2B berdasarkan degree of openness
Tingkatan keterbukaan (openness) dari 1-3, 1 paling terbuka 3 paling tertutup. E-marketplace yang paling terbuka berarti dia bisa diakses sama perusahaan mana aja. Sedangkan yang tertutup, Cuma perusahaan tertentu aja yang bisa aksesnya.

1.       Public e-market
·         Terbuka untuk perusahaan mana saja yang mau membeli/menjual produknya melalui e-market.
·         Produk-produk yang dijual pasti bukan yang aneh-aneh.
2.       Consortia
·         Si perusahaannya yang punya e-marketplace nya, dan perusahaan lain bisa transaksi sama dia kalo diundang sama dia.
3.       Private exchange
·         E-marketplace yang paling tertutup.
·         Dioperasikan oleh satu perusahaan. Dia ntar yang nginfoin ke partner-partnernya (supplier dan buyer).
·         Hubungan bisnis jenis ini lebih berlangsung lama karena kerahasiaannya tersebut.

Web 2.0
Web 2.0 itu merupakan generasi web selanjutnya. Kalo Web 1.0 kan contohnya seperti Ms. Outlook (buat email) dan netscape. Kalo Web 2.0 contohnya seperti Google, Ebay, pokoknya website-website yang sering kita gunakan sekarang.

Electronic Customer Relationship, berfokus pada:
1.       Menjaga hubungan jangka panjang dengan customer. Buat akuisisi customer kan butuh biaya, jadi dengan menjaga hubungan dengan customer, istilahnya mau balikin modal lah gitu.
2.       Mengurangi tingkat kaburnya customer (ke produk perusahaan lain).
3.       Memungkinkan cross-selling dan up-selling. Dimana cross-selling adalah teknik menjual barang A, untuk kemudian bisa menjual barang B, C, dan seterusnya. Contohnya kalo kita ke salon mau potong rambut, kadang mbak-mbaknya nawarin “mau creambath dan maskeran juga? Lagi promo nih”. Itu namanya cross-selling.

Sedangkan up-selling lebih menekankan kepada penjualan sesuai keinginan customer, dengan menawarkan lagi produk-produk yang MUNGKIN diingikan customer. Misalnya gue mau beli bb gemini. Terus yang jualan nawarin “mending bb torch aja sekalian mbak, kualitas lebih bagus dan juga blablabla”. Dengan kata lain dia nawarin produk yang harganya jauh lebih mahal dari yang kita mau sebelumnya, namun produk tersebut masih sesuai dengan keinginan kita.

4.       Berfokus pada customer yang lebih memberikan keuntungan bagi perusahaan, dan meningkatkan keuntungan dari customer yang ‘kurang’ memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dengan cara gimana kek, promosiin sesuatu ke mereka.

Elemen dari CRM:
1.       Customer Selection
·         Siapa saja target customernya.
·         Nilai-nilai apa saja yang dapat mereka berikan untuk perusahaan.
·         Dimana dapat menemukan customer-customer tersebut?
2.       Customer Acquisition
·         Mempertimbangkan biaya akuisisi customer, makin bisa ditekan makin baik.
·         Maksimalkan pelayanan, karena customer-customer baru pasti akan liat pelayanan perusahaan kaya apa sebelum mereka menjadi customer loyal.
·         Lakukan pendekatan sesuai segmen customer.
3.       Customer Retention
·         Ketahui kebutuhan dan keinginan customer. Perusahaan yang dapat menawarkan hal-hal yang diinginkan customer pasti bisa mendapat nilai plus di mata customer.
·         Jaga hubungan jangka panjang dengan customer, agar dapat terus mendapatkan keuntungan dari mereka.
·         Strategi untuk setiap segmen berbeda-beda. Terapkan strategi yang tepat.
4.       Customer Extension (jangka panjang)
·         Cross-sell dan up-sell.
·         Kualitas pelayanan.

Roadmap tuh kaya blueprint. Sebagai perencanaan untuk mencapai tujuan kita. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1.       Apa misi perusahaan?
2.       Tujuan dalam menerapkan strategi.
3.       Nilai-nilai apa yang ingin kita tawarkan?
4.       Customer segmennya apa saja, dan tiap segmen kita nawarin value seperti apa?
5.       Kode etis, masalah keamanan kan harus dipertimbangin juga.
6.       Implementasiin strateginya minta bantuin partner dari luar atau kita sendirian aja?
7.       Struktur organisasinya mesti gimana?

8.       Biaya.

No comments:

Post a Comment