Creating
Value
Perusahaan harus menyediakan produk yang bernilai
lebih besar daripada biaya produksinya. Ada hubungannya dengan hal-hal ini:
·
Manfaat
yang didapat customer
Produk
yang bermanfaat bagi customer pastilah produk yang mempunyai berbagai macam nilai
+++ di mata customer atau yang melengkapi kebutuhan mereka. Seberapa besar
mereka MAU membayar demi barang tersebut?
·
Biaya
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
pembuatan produk. Jangan udah keluarin biaya mahal, taunya hasil produknya
biasa aja. Nilai sebuah produk harus lebih besar daripada pengeluarannya.
·
Pembuatan/penambahan
nilai
1. Nilai
yang diberikan harus lebih besar daripada pengeluaran dan dari perusahaan
pesaing.
2. Pemberian
nilai berdasarkan kesenangan masing-masing konsumen. Pasti kan keinginan orang
beda-beda, bisalah disesuaikan sama masing-masingnya. Jadi perusahaan
menyediakan beragam macam barang.
3. Tempat.
Jualan AC di daerah yang panas pasti lebih laku daripada di kutub utara.
4. Waktu.
Lihat tren sekarang, lagi nge-tren apa.
Capturing Value
Ada 2 macam:
·
Producer
surplus
Merepresentasikan profit yang perusahaan
dapatkan dari penjualan produknya.
·
Consumer
surplus
Perbandingan antara seberapa besar
customer rela membayar untuk sebuah produk dengan harga asli produk tersebut.
Misalnya customer pengen Samsung Note 2. Dia tebak-tebak harganya mungkin
sekitaran 10 juta. Biarpun harga segitu, dia tetep pengen beli. Eh pas dicek
ternyata harganya cuma 7 juta.
Menentukan mau
‘make-or-buy’ dalam e-business
Alasan untuk memilih ‘make’, atau membuat produk
sendiri:
1.
Kuatnya hubungan antar aktivitas
Beberapa aktivitas harus dilakukan di
dalam perusahaan sendiri, karena saling keterkaitannya tersebut.
2.
Kerahasiaan informasi
Alasan ini merupakan kenapa perusahaan
lebih memilih mengerjakan produknya sendiri. Jika bekerjasama dengan perusahaan
lain dalam pengerjaannya, takutnya perusahaan tersebut tau rahasia kesuksesan
kita apa.
3.
Tingginya biaya transaksi
Bisa karena 2 faktor:
·
Jaman
dulu, sebelum internet berkembang kaya sekarang, kalo perusahaan mau berpartner
dia harus bikin sistem penghubung yang mahal gitu. Kaya EDI (electronic data
interchange). Pengaplikasiannya mahal, jadi perusahaan mau ga mau harus
berkomitmen sama satu sama lainnya.
·
Informasi
mengenai partner perusahaan. Bisa aja kita ga terlalu tau gimana sejarah
mereka. Bisa aja mereka udah nutupin kejelekannya, dan begitu kita udah
berpartner sama dia, dia ngejebak kita. Dampaknya, kita bisa rugi banyak.
Alasan
untuk memilih ‘buy’, atau membeli produk dari perusahaan lain:
1.
Tingginya
economies of scale
Misalnya Dell. Dia bisa bikin microchip sendiri di perusahaannya, tapi
kenapa dia milih untuk beli sama perusahaan lain aja? Soalnya kalo dia bikin
sendiri, dia harus memproduksinya banyak banget dan malah bikin biaya buat
ngeproduksinya lebih gede. Mending beli bae.
2.
Tingginya
biaya modal
Kalo kita mau produksi barang, pasti kita butuh peralatan-peralatan buat
produksi kan. Kadang, peralatan tersebut tuh mahal, ga efisien malah kita ga
bisa neken harga barang kita nantinya. Kalo beli dari luar lebih murah, mending
beli aja.
3.
Specialized
know-how
Misalnya Amazon. Mereka ngirimin barangnya pake jasa yang emang udah punya
nama. Kaya UPS, FedEx, dll. Kualitas udah terjamin.
4.
Efisiensi
lebih tinggi dalam pasar
Supplier pasti udah ngerti gimana keadaan pasar, gimana dia bisa bikin
barang berkualitas dan tetap bisa neken cost-nya. Kalo misalnya kita pengen
buat sendiri, kita belom tentu bisa sefokus mereka ngamatin keadaan pasar.
Belom tentu kekontrol juga proses pembuatannya. Beli aja deh.
Memilih struktur organisasi untuk aktivitas
e-business
1.
Separate
e-business organization
·
Bisa
lebih fokus.
·
Lebih
fleksibel dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat.
2.
Integrated
e-business organization
·
Membuat
brand yang terpercaya.
·
Informasi
tersebar merata di seluruh penjuru perusahaan.
·
Promosi
silang.
3.
Unbundling
(pemisahan) the corporation over the internet
Intinya, perusahaan tuh harus move on dari cara tradisional mereka
berbisnis. Aktivitas-aktivitas yang bisa dilakuin sama internet bisa ngurangin
cost. Konsep ini punya 3 proses bisnis inti:
·
Product innovation
Kita harus tau customer masa kini pengennya produk kaya apa.
·
Customer relationship management
Berfokus pada bagaimana perusahaan menjaga hubungan baik dengan para
customernya. Aktivitas-aktivitasnya terdiri dari pemasaran, penjualan,
pelayanan. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan customer baru dan
mempertahankan customer lama.
·
Infrastructure management
Lebih ke buat supportnya. Persediaan barang-barang untuk operasional perusahaan.
Maksudnya unbundling, perusahaan ga ngelakuin ketiga prosesnya sendiri. Ada
yang dia outsource.
Klasifikasi
e-marketplace B2B berdasarkan proses
pembelian dan produk yang dibeli
e-marketplace: situs yang menghubungkan antara
penjual dan pembeli. Tapi karena ini e-marketplace B2B, jadi antara perusahaan
dengan partnernya (supplier) aja.
Berdasarkan
produk yang dibeli:
1.
Operating input
Barang-barang ini disebut juga MRO
(maintenance, repair, operation). Intinya, ini tuh barang-barang yang digunakan
untuk operasional perusahaaan. Misalnya seperti komputer, dll.
2.
Manufacturing input
Barang-barang yang digunakan untuk proses
produksi. Misalnya kita mau produksi motor, buat bikin motor butuh komponen apa
aja?
Berdasarkan
proses pembelian:
1.
Systematic sourcing
·
Kontrak jangka panjang antara perusahaan dan
supplier. Supplier haruslah yang berkualifikasi.
·
Lebih baik memakai sistem ini ketika produk yang
dibeli itu rumit, butuh spesifikasi yang jelas dan servis yang bagus.
2.
Spot sourcing
·
Barangnya dibutuhkan cepat dan harganya kalo
bisa yang murah.
·
Sistem ini fokusnya pada harga, pembeli dan
penjualnya sebisa mungkin pengen dapetin keuntungan paling besar.
B2B Internet
Market
1.
MRO hubs
·
Kalo mau jual-beli dengan hubungan jangka
panjang.
·
Untung barang-barang operasional.
2.
Catalogue hubs
·
Menyediakan barang-barang untuk proses produksi.
·
Memakai sistem Systematic Sourcing.
3.
Yield manager
·
Pembelian barang-barang untuk operasional
perusahaan.
·
Memakai sistem Spot Sourcing.
4.
Exchanges
·
Penjualan komoditas secara tradisional, untuk
digunakan di proses produksi.
·
Seperti baja dan tembaga.
Klasifikasi
e-marketplace B2B berdasarkan degree of
openness
Tingkatan keterbukaan (openness) dari 1-3, 1 paling
terbuka 3 paling tertutup. E-marketplace yang paling terbuka berarti dia bisa
diakses sama perusahaan mana aja. Sedangkan yang tertutup, Cuma perusahaan
tertentu aja yang bisa aksesnya.
1.
Public e-market
·
Terbuka untuk perusahaan mana saja yang mau
membeli/menjual produknya melalui e-market.
·
Produk-produk yang dijual pasti bukan yang
aneh-aneh.
2.
Consortia
·
Si perusahaannya yang punya e-marketplace nya,
dan perusahaan lain bisa transaksi sama dia kalo diundang sama dia.
3.
Private exchange
·
E-marketplace yang paling tertutup.
·
Dioperasikan oleh satu perusahaan. Dia ntar yang
nginfoin ke partner-partnernya (supplier dan buyer).
·
Hubungan bisnis jenis ini lebih berlangsung lama
karena kerahasiaannya tersebut.
Web 2.0
Web 2.0 itu merupakan generasi web selanjutnya. Kalo
Web 1.0 kan contohnya seperti Ms. Outlook (buat email) dan netscape. Kalo Web
2.0 contohnya seperti Google, Ebay, pokoknya website-website yang sering kita
gunakan sekarang.
Electronic
Customer Relationship, berfokus pada:
1.
Menjaga hubungan jangka panjang dengan customer.
Buat akuisisi customer kan butuh biaya, jadi dengan menjaga hubungan dengan
customer, istilahnya mau balikin modal lah gitu.
2.
Mengurangi tingkat kaburnya customer (ke produk
perusahaan lain).
3.
Memungkinkan cross-selling dan up-selling.
Dimana cross-selling adalah teknik menjual barang A, untuk kemudian bisa
menjual barang B, C, dan seterusnya. Contohnya kalo kita ke salon mau potong
rambut, kadang mbak-mbaknya nawarin “mau creambath dan maskeran juga? Lagi
promo nih”. Itu namanya cross-selling.
Sedangkan
up-selling lebih menekankan kepada penjualan sesuai keinginan customer, dengan
menawarkan lagi produk-produk yang MUNGKIN diingikan customer. Misalnya gue mau
beli bb gemini. Terus yang jualan nawarin “mending bb torch aja sekalian mbak,
kualitas lebih bagus dan juga blablabla”. Dengan kata lain dia nawarin produk
yang harganya jauh lebih mahal dari yang kita mau sebelumnya, namun produk
tersebut masih sesuai dengan keinginan kita.
4.
Berfokus pada customer yang lebih memberikan
keuntungan bagi perusahaan, dan meningkatkan keuntungan dari customer yang ‘kurang’
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dengan cara gimana kek, promosiin
sesuatu ke mereka.
Elemen dari
CRM:
1.
Customer Selection
·
Siapa saja target customernya.
·
Nilai-nilai apa saja yang dapat mereka berikan
untuk perusahaan.
·
Dimana dapat menemukan customer-customer
tersebut?
2.
Customer Acquisition
·
Mempertimbangkan biaya akuisisi customer, makin
bisa ditekan makin baik.
·
Maksimalkan pelayanan, karena customer-customer
baru pasti akan liat pelayanan perusahaan kaya apa sebelum mereka menjadi
customer loyal.
·
Lakukan pendekatan sesuai segmen customer.
3.
Customer Retention
·
Ketahui kebutuhan dan keinginan customer.
Perusahaan yang dapat menawarkan hal-hal yang diinginkan customer pasti bisa
mendapat nilai plus di mata customer.
·
Jaga hubungan jangka panjang dengan customer,
agar dapat terus mendapatkan keuntungan dari mereka.
·
Strategi untuk setiap segmen berbeda-beda.
Terapkan strategi yang tepat.
4.
Customer Extension (jangka panjang)
·
Cross-sell dan up-sell.
·
Kualitas pelayanan.
Roadmap tuh kaya blueprint. Sebagai perencanaan untuk
mencapai tujuan kita. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1.
Apa misi perusahaan?
2.
Tujuan dalam menerapkan strategi.
3.
Nilai-nilai apa yang ingin kita tawarkan?
4.
Customer segmennya apa saja, dan tiap segmen
kita nawarin value seperti apa?
5.
Kode etis, masalah keamanan kan harus
dipertimbangin juga.
6.
Implementasiin strateginya minta bantuin partner
dari luar atau kita sendirian aja?
7.
Struktur organisasinya mesti gimana?
8.
Biaya.
No comments:
Post a Comment